Sabtu, 21 November 2009

Sifat-Sifat Koloid

Sistem koloid, yang terdiri dari koloid sol, emulsi, dan buih masing-masing mempunyai sifat-sifat tertentu. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak penjelasan berikut ini:
1. Koloid Sol

A. Pembagian Koloid Sol

Seperti yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi:

Sol Padat

Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.

b. Sol 2. Sol Cair (Sol)

Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll.

c. Sol3. Sol Gas (Aerosol Padat)

Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dll.

B. Sifat-Sifat Koloid Sol

Efek Tyndall

Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

Gerak Brown

Jika kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Pergerakan tersebut dijelaskan pada penjelasan berikut:

Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).

Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

3. Adsorpsi koloid

Apabila partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Fenomena ini disebut adsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di dalam sol padat tersebut.

Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.

4. Muatan Koloid Sol

Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid pasti mempunyai muatan sejenis (positif atau negatif). Oleh karena muatannya sejenis, maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid. Hal ini mengakibatkan partikel-partikel tersebut tidak mau bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid. Namun demikian, system koloid secara keseluruhan bersifat netral karena partikel-partikel koloid yang bermuatan ini akan menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dalam medium pendispersinya. Berikut ini adalah penjelasannya:

a. Sumber Muatan Koloid Sol

Partikel-partikel koloid mendapat muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel.

i. Proses Adsorpsi

Proses adsorpsi ini merupakan peristiwa dimana partikel koloid menyerap partikel bermuatan dari fase pendispersinya. Sehingga partikel koloid menjadi bermuatan. Jenis muatannya tergantung pada jenis partikel bermuatan yang diserap apakah anion atau kation.

Sebagai contoh: partikel sol Fe(OH)3 (bermuatan positif) mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendispersinya sehingga sol Fe(OH) 3 bermuatan positif, sedangkan partikel sol As2S3 (bermuatan negatif) mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif.

Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya. Misalnya, jika sol AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebih, maka AgCl akan bermuatan positif. Sedangkan jika AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan anion Cl- berlebih, maka sol AgCl akan bermuatan negatif.

ii. Proses Ionisasi Gugus Permukaan Partikel

Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus yang ada pada permukaan partikel koloid. Contohnya adalah koloid protein dan koloid sabun/ deterjen.

a. Pada koloid protein:

Koloid ini adalah jenis sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam (-COOH) dan basa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan muatan pada molekul-molekul protein.

Pada pH rendah (konsentrasi H+ tinggi), gugus basa –NH2 akan menerima proton (H+) dan membentuk gugus –NH3+

NH2 + H+ à -NH3+

Pada pH tinggi, -COOH akan mendonorkan proton H+ dan membentuk gugus –COO-

COOH + H+ à –COO-

Maka, partikel sol protein bermuatan positif pada pH rendah dan bermuatan negatif pada pH tingi. Pada titik pH isoelektrik, partikel-partikel protein bermuatan netral karena muatan -NH3+ –COO- saling meniadakan menjadi netral.

b. Pada koloid sabun / deterjen

Molekul sabun dan deterjen lebih kecil daripada molekul koloid. Pada konsentrasi relatif pekat, kedua molekul ini dapat bergabung dan membentuk partikel-partikel berukuran koloid yang disebut misel. Lalu zat-zat yang tergabung dalam suatu fase pendispersi dan membentuk partikel-partikel berukuran koloid disebut koloid terasosiasi.

Sabun adalah garam karboksilat dengan partikel R-COO-Na+. Di dalam air partikel ini akan terionisasi.

R-COO-Na+ à R-COO- + Na+

Anion

Anion-anion R-COO- akan bergabung membentuk misel. Gugus R- tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat, sedangkan COO- larut dalam air sehingga berada di permukaan yang bersentuhan dengan air.

b. Kestabilan Koloid

Partikel-partikel koloid ialah bermuatan sejenis. Maka terjadi gaya tolak-menolak yang mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi. Oleh karena itu, selain gerak Brown, muatan koloid juga berperan besar dalam menjaga kestabilan koloid.

c. Lapisan Bermuatan Ganda

Pada awalnya, partikel-partikel koloid mempunyai muatan yang sejenis yang didapatkannya dari ion yang diadsorpsi dari medium pendispersinya. Apabila dalam larutan ditambahkan larutan yang berbeda muatan dengan system koloid, maka sistem koloid itu akan menarik muatan yang berbeda tersebut sehingga membentuk lapisan ganda. Lapisan pertama ialah lapisan padat di mana muatan partikel koloid menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dari medium pendispersi. Sedangkan lapisan kedua berupa lapisan difusi dimana muatan dari medium pendispersi terdifusi ke partikel koloid. Model lapisan berganda tersebut tijelaskan pada lapisan ganda Stern. Adanya lapisan ini menyebabkan secara keseluruhan bersifat netral.

d. Elektroforesis

Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini disebut elektroforesis. Untuk lebih jelas, mari kita lihat tabung berikut di samping.

Pada gambar, terlihat bahwa partikel-partikel koloid bermuatan positif tersebut bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan, yaitu elektrode negatif. Jika sistem koloid bermuatan negatif, maka partikel itu akan menuju elektrode positif.

e. Koagulasi

Jika partikel-partikel koloid tersebut bersifat netral, maka akan terjadi penggumpalan dan pengendapan karena pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan dan pengendapan ini disebut koagulasi.

Penetralan partikel koloid dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu

1. Menggunakan prinsip elektroforesis

Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka system koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.

2. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan

Ketika koloid bermuatan positif dicampur dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilang dan bersifat netral.

3. Penambahan elektrolit

Jika suatu elektrolit ditambahkan pada system koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengasorpsi ion positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengasorpsi ion negative (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi proses koagulasi.

4. Pendidihan

Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.

f. Koloid pelindung

Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.

Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaiut koloid liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:

- Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar

antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.

- Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau

bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse

emas, belerang dalam air.


Kimia Kembang Api


Pernahkah kamu melihat pertunjukan kembang api? Siapa sih yang tidak suka melihat pertunjukkan kembang api yang penuh dengan kemilau warna-warni cahaya dengan berbagai bentuk? Indahnya….:-)

Dalam hati kamu pasti sempat bertanya, bagaimana sih cara kerja dan cara membuat kembang api itu? Kembang api berada dalam golongan “Low Explosive” yang dipergunakan untuk tujuan hiburan. Kembang api diyakini berasal dari China pada abad ke 12 sebagai hasil samping penemuan bubuk hitam (gundpowder) dan pada saat itu dipakai untuk mengusir roh jahat dan mengisi perayaan tahun baru China dan festival bulan.

Kembang api umumnya terbuat dari kertas atau tanah liat berbentuk silinder atau bola. Kembang api berbentuk silinder didalamya kemungkinan terdapat silinder-silinder kertas lagi, dan disusun sedemikian rupa sehingga apabila kembang api tersebut disulut maka akan diperoleh bentuk, warna, dan suara yang diinginkan

kembangapi-1Komposisi Kembang Api

Terdapat 5 komposisi utama kembang api yaitu: Binder, Oksidator, Reduktor, Agen Pemberi Warna, dan Regulator. Fungsi masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

Binder
Binder berfungsi untuk agen pengikat sehingga seluruh bahan pembuat kembang api dapat dijadikan campuran berbentuk pasta. Binder yang sering dipergunakan adalah dextrin.

Regulator
Logam biasanya ditambahkan untuk mengatur kecepatan terjadinya reaksi pada kembang api. Semakin besar luas permukaan logam maka semakin cepat reaksi akan berlangsung.

Fuel
Karbon atau thermit umumnya dipakai sebagai fuel pada kembang api. Fuel akan melepaskan elektron pada oksidator. Menyebabkan oksidator tereduksi, selama proses ini berlangsung maka akan terjadi ikatan antara fuel dan oksigen membentuk produk yang lebih stabil, peristiwa pembakaran ini hanya memerlukan sedikit energi agar reaksinya berlangsung, dan ketika proses pembakaran dimulai maka akan dihasilkan energi yang cukup banyak untuk melelehkan dan menguapkan material lain sehingga terjadi percikan api yang menyebabkan terbentuknya cahaya kembang api.

Oksidator
Oksidator diperlukan sebagai penghasil oksigen untuk memulai proses pembakaran. Bahan oksidator yang dipakai biasanya dari golongan nitrat, klorat, ataupun perklorat. Awalnya nitrat dipakai sebagai bahan oksidator dan senyawa yang sering dipakai adalah kalium nitrat. Penguraian kalium nitrat adalah sebagai berikut:

2 KNO3 -> K2O + N2 + 2.5 O2

Tidak semua oksigen dari KNO3 diubah menjadi oksigen, dan reaksi berjalan tidak begitu ekstrim sehingga mudah di control. Hal ini menyebabkan nitrat dipakai sebagai reaksi awal penyulutan kembang api agar kembang api sampai di angkasa.

Untuk mendapatkan reaksi yang ekstrim (dalam arti kecepatan dan menghasilkan panas yang cukup) maka diperlukan oksidator yang lebih kuat dibandingkan nitrat. Ingat agar kembang api dapat menghasilkan kilatan cahaya maka kita harus membuat ion logam agen pemberi warna tereksitasi untuk itulah diperlukan suhu yang tinggi.

Klorat merupakan oksidator yang lebih baik dibandingkan dengan nirat, reaksi yang terjadi sangat ekplosif dan menghasilkan suhu yang tinggi selain itu semua oksigen dalam klorat dapat diubah menjadi oksigen. Memberikan oksigen dengan jumlah yang cukup untuk proses pembakaran pada kembang api.

2 KClO3 -> 2KCl + 3 O2

Sayangnya klorat tidak stabil dan diperlukan penanganan khusus dalam proses pembuatan kembang api, beberapa senyawa klorat dapat meledak ketika dijatuhkan ke tanah. Oleh sebab itu penggunaan klorat digantikan oleh perklorat. Perklorat sekarang banyak dipakai pada industri kembag apai karena stabil dan bereaksi sama ekstrimnya dengan klorat.

KClO4 -> KCl + 2O2

Reduktor
Reduktor bereaksi dengan oksigen yang dihasilkan oleh oksidator membentuk gas yang bertemperatur tinggi dan mengembang dengan cepat. Reduktor yang dipakai biasanya adalah belerang dan karbon.

S + O2 -> SO2

C + O2 -> CO2

kembangapi2Agen Pemberi Warna
Warna kembang api dihasilkan dari pemanasan senyawa logam tertentu. Atom logam menyerap energi yang dihasilkan dari reaksi oksidator dan reduktor diatas dan kemudian dia melepaskan energi itu kembali dalam bentuk cahaya dengan warna tertentu.

Energi yang diserap menyebabkan electron logam melompat dari tingkat energi standarnya ke tingkat energi yang lebih tinggi, dinamakan dengan istilah tereksitasi kemudian electron terebut kembali ke tingkat energi semula dengan membebaskan energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu.

Ion logam yang dipakai untuk memberi warna pada kembang api diantaranya adalah:

Merah:
Garam stronsium atau garam lithium. Contohnya adalah litium karbonat Li2CO3 yang memberikan warna merah dan Stronsium karbonat yang memberikan warna merah cerah.

Oranye
Garam kalsium contohnya kalsium klorida CaCl2

Kuning
Garam natrium contohnya natrium lorida NaCl.

Hijau
Garam barium atau senyawa yang dapat menghasilkan gas Cl2. Contoh garam bariumnya adalah BaCl2.

Biru
Senyawaan tembaga contohnya tembaga(I) klorida CuCl.

Ungu
Campuran antara garam stronsium dan garam tembaga. Karena stronsium memberikan warna merah dan tembaga memberikan warna biru maka campuran kedua garam ini akan menghasilkan warna ungu.

Putih/Silver
Logam magnesium, titanium, ataupun aluminium.

Mengapa kita selalu melihat percikan kembang api terlebih dahulu kemudian baru suara ledakkannya?

Hal ini terjadi dikarenakan kecepatan cahaya lebih cepat satu juta kali dibandingkan dengan kecepatan suara. Jika kamu melihat kembang api yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari tanah tempatmu berdiri maka diperlukan sekitar 3 detik untuk mendengar suara ledakan kembang api setelah kamu melihat percikan cahaya kembang api tersebut.

Referensi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Fireworks

http://scifun.chem.wisc.edu/CHEMWEEK/fireworks/fireworks.htm

http://www.ch.ic.ac.uk/local/projects/gondhia/composition.html

http://www.pyrouniverse.com/consumer/howtheywork.htm

Rabu, 18 November 2009

Peralatan Laboratorium

Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm. 

Kegunaan : Pengocok larutan

Beker gelas 1000 ml Bahan: gelas borosilikat. Volume : 1000 ml. Berskala teratur dan permanen warna putih, tingkatan untuk percobaan siswa. 

Kegunaan : Tempat untuk percobaan, proses difusi osmosis




Boshead Dua pasang tempat jepitan, 2 pasang jepitan yang saling menyilang siku-siku. Kegunaan : Penjepit klem universal

Labu destilasi Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6 mm. Kegunaan : Untuk destilasi larutan

Spatula logam Terbuat dari bahan stainles stail: bibir lonjong, panjang : 150 mm. 
Kegunaan : pengambil zat yang tidak bereaksi dengan logam.

Klem universal Satu baud pengencang jepitan, ukuran panjang sekitar 15 cm, bukaan rahang dapat menggenggam beker 50 ml. 

Kegunaan :Untuk menjepit erlenmeyer dan lain-lain.

Kertas saring Tingkatan untuk siswa (teknis). Ukuran: 58 x 58 cm, 
Kegunaan  : Untuk menyaring larutan.

   

Indikator universal strips, satu boks isi: 100; pH: 0-14 
Kegunaan : Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat dan lainnya.

 

Selang Dialisis Diameter: kira-kira 15 mm. Selaput semipermiabel. Panjang 20 cm. 
Kegunaan : Untuk percobaan difusi osmosis

Kaki tiga Satu ring diamater 80 mm dengan tiga kaki panjang 8 cm. Diameter luar : 8 mm. 
Kegunaan : Untuk penyangga pembakar spirtus



Indonesia juga Punya Penemu ???!!!

Para Penemu Yang Berasal Dari Indonesia

Ternyata menjadi bangsa Indonesia di dunia ini cukup membanggakan, karena memiliki putra-putra besar dalam segi ilmu pengetahuan yang tidak kalah dengan mancanegara, berikut daftarnya:


1. Abdul Jamil Ridho & Niti Soedigdo - Penemu Varietas Unggul Singkong Raksasa
2. Adi Rahman Adiwoso - Penemu Teknologi Baru dalam Telepon Bergerak Berbasis Satelit
3. Alexander Kawilarang - Penemu Kapal Ikan Bersirip
4. Andrias Wiji Setio Pamuji - Penemu Reaktor Biogas
5. Arief Mulyana Djumra - Penemu Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan
6. Aryadi Suwono & Tim Peneliti ITB - Penemu Bahan Pendingin Baru yang Lebih Hemat Energi
7. Ayub S. Parnata - Penemu Bakteri Kompos Organik
8. Bacharuddin Jusuf Habibie - Penemu Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang)
9. Budi Noviantoro - Penemu Klip Penambat Bantalan Kereta Api dengan Dua Gigi
10. Dani Hilman Natawijaya - Penemu Indikator Alam (Terumbu Karang) terhadap Siklus Gempa
11. Djuanda Suraatmadja - Penemu Beton Polimer yang Ramah Lingkungan
12. Eddyman, Intan Elfarini & Kanaka Sundhoro - Penemu Obat Antinyamuk Alami dan Murah
13. Evvy Kartini - Penemu Penghantar Listrik Berbahan Gelas
14. Fuad Affandi - Penemu Pupuk Alami dari Air Liur
15. Herman Johannes - Penemu Tungku Berbahan Bakar Briket Arang Kayu dan Dedaunan
16. I Gede Ngurah Wididana - Penemu Formula Minyak Oles Bokhasi
17. I Made Budi - Penemu Formula Sari Buah Merah untuk Pengobatan
18. Lalu Selamat Martadinata - Penemu Alat Pemanggil Ikan
19. M. Djoko Srihono - Penemu Penjernih Air Limbah
20. Maruni Wiwin Diarti - Penemu Senyawa Antimikroba dari Rumput Laut
21. Minto - Penemu Kompor dan Pengering Hasil Tani dengan Tenaga Matahari
22. Mumu Sutisna - Penemu Hormon Penyubur Anakan Padi
23. Mulyoto Pangestu - Penemu Teknik Ekonomis Pembekuan Sperma
24. Neny Nurainy - Penemu Varian Virus Hepatitis B Indonesia
25. Puji Slamet Arif - Penemu Motor Listrik Hemat Energi
26. Rahmiana Zein - Penemu Teknik Pemisahan Cairan dalam Kecepatan Tinggi
27. Randall Hartolaksono - Penemu Formula Kimia Pemadam Api Ramah Lingkungan
28. Rizal & Juffri Sahroni - Penemu Penghemat Bahan Bakar Diesel
29. Robert Manurung - Penemu Minyak Jarak Murni
30. Saverinus Nurak - Penemu Mesin Pompa Tangan Berkekuatan Tinggi
31. Sutjipto & Ryantori - Penemu Konstruksi Fondasi Sarang Laba-laba
32. Sutrisno - Penemu Alat Perangkap Lalat Buah
33. Sedijatmo - Penemu Konstruksi Fondasi Cakar Ayam
34. Septinus George Saa - Penemu Rumus Penghitung antara Dua Titik Rangkaian Resistor
35. Sofin Hadi - Penemu Metode Cincin untuk Sunat Tanpa Luka
36. Sri Wuryani, Mustadjab, Euis M. Nirmala, Siwi Hardiastuti - Penemu Pengawet Aroma dalam Hampa
37. Tjokorda Raka Sukawati - Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan Sosrobahu
38. Warsimin Adiwarsito - Penemu Marmer Buatan
39. Widowati Siswomihardjo - Penemu Bahan Baru untuk Gigi Palsu yang Lebih Aman dan Murah
40. Windu Hernowo - Penemu Penghemat Bahan Bakar Mesin
41. Yanto Lunardi Iskandar - Anggota Tim Penemu HIV & Metode Peningkatan Hematopoiesis
42. Yudi Utomo Imardjoko - Penemu Kontainer Limbah Nuklir
43. Zahlul Badaruddin - Penemu Zahlul Integrated Unit (Desain Sistem Efisien untuk Produksi Obat/Kimia)

Kimia dalam Tubuh mu berasal dari?>??


SEHATKAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG KAMU MAKAN?

Makan dan minum biasa dalam hidup. Namun tambahan makan dan minum setelah yang pokok apakah juga biasa. Jika itu menjadi biasa, pernah tidak terpikir apa yang ada didalam makanan dan minuman yang dimakan. Sehat atau tidak??? ini baru beberapa dari ratusan juta makanan yang setiap hari kita temukan....bahkan kita kosumsi....

TABEL ZAT ADITIF PADA MAKANAN 

ID NAMA PRODUK     JENIS MAKANAN   KANDUNGAN ZAT ADDITIVE
1    Chitato                      Makanan Ringan      TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB
2    Chitos                       Makanan Ringan       DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, pewarna, NaB, MSG
3    Piattos                      Makanan Ringan      KCl, AAS, pewarna, NaB, MSG
4    French Fries            Makanan Ringan       NaB, pewarna, Si, FF, AS, MSG
5    Potato Chips            Makanan Ringan       NB, FF, pewarna, AS, MSG
6    Potato Steak            Makanan Ringan       DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, MSG
7    Happy Tos               Makanan Ringan        KB, SB, pewarna, NaB, FF, MSG
8    Balls                          Makanan Ringan        TBHQ, MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB, Si
9    Taro                          Makanan Ringan        NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG, DI, MSG
10 Double Dekker         Makanan Ringan        TBHQ, MSG, CaCO3, DG, NaB, pewarna, AS
11 Jet Zet                       Makanan Ringan       KB, SB, MSG, NaB, FF, TBHQ, pewarna, KCO3, NB
12 Twisko                      Makanan Ringan        DG, DI, KCO3, FF, TBHQ, TBHQ, MSG
13 Mie Remes ABC     Makanan Ringan        MSG, KB, SB, NaB, FF, pewarna, NB, Aas
14 Indomie Goreng     Makanan Siap Saji     Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB, Aas, NB
15 Selera Rakyat         Makanan Siap Saji     MSg, NaK, NaB, KCO3, G, pewarna, KB
16 Sedap                       Makanan Siap Saji     Tk, AR, MSG, pewarna, NB, NaB, KB, CaB
17 ABC                          Makanan Siap Saji     MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe, PK, AF
18 Sarimie                    Makanan Siap Saji     MSG, NB, MNG, MH, pewarna, AF, Fe
19 Gaga                        Makanan Siap Saji     TF, MSG, NB, MNG, P, PK
20 Mi Duo                    Makanan Siap Saji     MSG, Ng, NB, MNG, AF, AR
21 Salam Mie               Makanan Siap Saji      NaK, KCO3, Po, G, pewarna, Fe, Af, MSG
22 POP Mie                  Makanan Siap Saji     P, PK, Ng, MSG, AF, NB, MNG, Po
23 CUP Noodles           Makanan Siap Saji      pewarna, PK, F, Hp, Ps
24 Mie Gelas                Makanan Siap Saji      P, TBHQ, PK, MSG, MNG, NB
25 Mie Soun                 Makanan Siap Saji      MSG,MNG, P, NB, PK, AF
26 Al-Ham Mie            Makanan Siap Saji      MSG,MNG, P, NB, PK, AF, TF
27 Sambal Asam Manis Kokita                      Al, Ast, AS,MSG,Sk,AB,Ph
28 Sambal Terasi Kokita                                SB,MSG,Sk,AB,Bt
29 Sambal Bajak Kokita                                 SB,NB,MSG,Sk,Bt 
30 Sambal Kecap Kokita                                Pt,SB,MSG,Sk
31 Sambal Tauco Kokita                                SB,Bd,MSG,Sk,Krt, NB
32 Sambal Balado Kokita                               NB,Ast,SB,MSG,pewarna
33 Sambal Bangkok Kokita                            Aa,Ca,La,SB,MSG,pewarna,NB
34 Sambal Indofood                                        Tkl,MSG,SB,pewarna,NB
35 Sambal Sasa                                               MSG,pewarna,P,Ast,NB,SB
36 Saus Tomat Lombok                                 NB,pewarna,MSG,Sk,AS,P,KB,Bd
37 Saus Raja Rasa                                           MSG,NB,Ca,Sk,pewarna
38 Saus Tiram                                                 pewarna,MSG,Sk,Ca,NB,Ks
39 Kecap Sate                                                  Sk,pewarna,NB,P
40 Kecap Indofood                                          KB,CaB,NB,Sk,pewarna,P,MSG
41 Kecap Cap Dorang                                     Sk,pewarna,P,NB,MSG
42 Kecap Bango                                              KB,CaB,NB,MSG,P
43 Kecap Piring Lombok                               NB,MSG,P,Sk
44 Kecap ABC                                                 MSG,P,Sk,NB
45 Saus Inggris                                              Vn,Gr,Sa,NB,MSG,P,Sk
46 Santan Kara                                              MSG,Sk,P,NB,TBHQ
47 Cip Corned Beef       Makanan Kaleng   Nn,Po,N,Bd,Pn,Dg,MSG,Sc,Dim,Sn
48 Cip Soppini               Makanan Kaleng   TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB
49 Corned ABC             Makanan Kaleng    MNG,Nn,Bd,Pn,Sn
50 Sosis Champ      Makanan Kms Plastik Bd,Nn,TBHQ,Po,Pt
51 Sosis Farm House   Makanan Kms Plastik    TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB
52 Sosis Vida           Makanan Kms Plastik   NB,TBHQ,Po,Sn,Bd
53 Sosis Bernardi    Makanan Kms Plastik   NB,Bd,Po,Pt
54 Bakso Vida          Makanan Kms Plastik   NB,MSG,Po,TBHQ,B
55 Bakso Bernardi  Makanan  Kms Plastik  TBHQ,B,MSG,Po,Sn,NB
56 Qeju-Qeju           Makanan Kms Kertas   KB,CaB,NB,N,Nn,Re,Pt,SB,An
57 Kraft Singles       Makanan Kms Kertas   KB,NB,Kn,Nn,Re,Pt,SB,An,G
58 Blue Band           Makanan  Kms Plastik  Krt,Ks,Ss,NB,CaB,KB
59 Palm Boom         Makanan  Kms Plastik  NB,CaB,KB,Kst
60 Simas Margarin Makanan  Kms Plastik  Krt,KB,NB,CaB,Ss,Ks
61 Chox                    Permen                            Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
62 Golia                    Permen                            Sg,Gl,M,Al,El,Pp,pewarna
63 Fruitella              Permen                            AS,Ga,Gs,A,pewarna
64 Trebor                Permen                            Am,AS,Ml,Em,pewarna
65 Big Babol            Permen                            Gb,Gl,Sr,AS,pewarna
66 Gulas                  Permen                            pewarna,At,AS
67 Travella              Permen                           Hm,M,CA,pewarna
68 Relaxa                Permen                            pewarna,M,Hm
69 Station Rasa      Permen                            AS,A,pewarna
70 Tango                 Permen                            CA,A,pewarna
71 Manise               Permen                            AS,A,pewarna,Sk,P,Sl
72 Tamarin            Permen                            At,AS,Sk
73 Plonk                 Permen                            Sg,Gl,M,Al,Pp
74 Kopiko               Permen                            Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
75 Hexos                Permen                            Gl,M,Al,El,Pp
76 Sugus                Permen                             AS,Ga,Gs,F,pewarna
77 Collins               Permen                             P,F,AS,Am,Gl
78 Boom                Permen                             M,CA,AS,Hm,Gl
79 Pindy Mint      Permen                             M,Hm,F,AS,pewarna
80 Hulabaloo        Biskuit                              Ab,R,Pn,Sn,NB
81 Tops                 Biskuit                              Sl,Ab,NB
82 Gery                 Biskuit                              S,Pn.Sn,NB
83 Nyam-nyam   Biskuit                              Ab,Em,NB,Ft
84 Twister            Biskuit                             Ab,D,NB,Ft
85 Bricko              Biskuit                              D,SB,NB,Sl,Ab
86 Selamat           Biskuit                              V,Sl,Ab
87 Good Time      Biskuit                              Ab,NB,V,Sl
88 Micmac           Biskuit                              Ab,F,pewarna,NB,SB
89 Trenz              Biskuit                              Ab,pewarna,V,Sl,MSG
90 Dueto              Biskuit                              Ab,NB,SB
91 Snips Snaps    Biskuit                              Ab,Sl,S,Pp,SB,NB
92 Trakinas         Biskuit                              Ab,NB,pewarna,F,Sl
93 Oops                Biskuit                              pewarna,Hp,NB,MSG
94 Oreo                Biskuit                              Ab,NaB,NB
95 Ritz                  Biskuit                             Am,Pr,MNG,Kf
96 Tropicool        Jelly                                  NB,AS,Kr,Pc,pewarna
97 Okky               Jelly                                  I,Ks,Pe,pewarna
98 Inaco              Jelly                                  NB,AS,I,Pc,pewarna
99 Mariza            Selai                                 AS,Ks,pewarna
100 Welco           Selai                                 AS,pewarna,NB,Ks,P
101 Harry           Selai                                 pewarna,NB,AS,Ks,Pt
102 Pido              Selai                                  NB,AS,Ks,P,pewarna
103 Iduna           Selai                                  NB,Ks,AS,P,pewarna,Pt,I
104 Fresh           Pemanis dalam botol      NB,P,pewarna,CaB,KB,Bd,P,Pe
105 Marjan         Pemanis dalam botol     pewarna,NB,KB,Pe
106 Abc               Pemanis dalam botol     pewarna,Pe,P,Cab,Nb
107 Coffe Mocca Pemanis dalam botol    Pe,NB,KB,P,pewarna
108 Leo                Pemanis dalam botol   P,Pe,pewarna,CaB,NB
109 Pocarri Sweat                                     AS,Ns,NaCl,CaCl,Kal,Mg,Prs
110 Fanta                                                   Mg,Prs,pewarna,KB,CaB,NB,Bd
111 Green Sand                                         Prs,CaB,KB,Bd,Mg
112 Sprite                                                   Prs,Mg,AS,Kal,NB
113 Coca-cola                                             KB,NB,Mg,Kal,AS
114 Diet Coke                                            AS,NB,Mg,Kal
115 Pepsi                                                    AS,NB,Mg,Kal,Prs
116 Calpico Water                                     AS,Ns,NaCl,Kal,Mg,Prs
117 Sunkist                                                 pewarna,Prs,NB,Kal
118 Fruit Tea                                             Ps,TBHQ,Prs,F,pewarna,NB
119 Ribena                                                 Ps,Prs,pewarna,NB,AS
120 Go-go                                                  Prs,pewarna,NB,AS


Hitung saja berapa banyak zat kimia yang masuk dalam tubuh kita setiap harinya?????????

Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit

 Gambar 1. Diagram P,T 

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).

Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh

Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.


Gambar 2. Penurunan Tekanan Uap

Menurut Roult :

p = po . XB


keterangan:

p : tekanan uap jenuh larutan

po : tekanan uap jenuh pelarut murni

XB : fraksi mol pelarut


Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :


P = Po (1 – XA)

P = Po – Po . XA

Po – P = Po . XA



Sehingga :

ΔP = po . XA


keterangan:

ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut

po : tekanan uap pelarut murni

XA : fraksi mol zat terlarut


Contoh :

Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.


Kenaikan Titik Didih

Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:


ΔTb = m . Kb 



keterangan:

ΔTb = kenaikan titik didih (oC)

m = molalitas larutan

Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal


(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai:

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai :

Tb = (100 + ΔTb) oC
Penurunan Titik Beku

Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai:




Keterangan:

ΔTf = penurunan titik beku

m = molalitas larutan

Kf = tetapan penurunan titik beku molal

W = massa zat terlarut

Mr = massa molekul relatif zat terlarut

p = massa pelarut


Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:

Tf = (O – ΔTf)oC

Tekanan Osmosis

Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada.

Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal:

PV = nRT


Karena tekanan osmosis = Π , maka :




Keterangan:

π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)

Gambar 3. Mekanisme tekanan osmosis

Keterangan:
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.

Sumber : 

http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/08/sifat-koligatif-larutan-non-elektrolit.html

MAKNA DAN ARTI DARI NAMA UNSUR KIMIA

Hidrogen, H (Yunani: hydor = air; genes = pembentuk}
Helium, He (Yunani: helios = matahari)
Litium , Li (Yunani: lithos = batu)
Berilium, Be (Latin: beryl = manis)
Boron, B (Arab: buraq = jernih)
Karbon, C (Latin: carbo = batubara)
Nitrogen, N (Yunani: nitron = basa; genes = pembentuk)
Oksigen, O (Yunani: oxys = asam; genes = pembentuk)
Fluor, F (Latin: fluere = mengalir)
Neon, Ne (Yunani: neos = baru)

Natrium, Na (Latin: natri = basa)
Magnesium, Mg (Magnesia, daerah di Yunani)
Aluminium, Al (Latin: alum = pahit)
Silikon, Si (Latin: silex = batu api)
Fosfor, P (Yunani: phosphoros = pembawa cahaya)
Belerang, S (Latin: sulphur = belerang)
Klor, Cl (Yunani: chloros = hijau)
Argon, Ar (Yunani: argos = malas)
Kalium, K (Arab: qali = abu)
Kalsium, Ca (Latin: calx = kapur)

Skandium, Sc (Skandinavia)
Titanium, Ti (Yunani: titan = besar tubuh, raksasa)
Vanadium, V (Vanadis, dewi cinta Skandinavia)
Krom, Cr (Yunani: chroma = warna)
Mangan, Mn (Latin: magnes = bermagnet)
Besi, Fe (Latin: ferrum = besi)
Kobal, Co (Jerman: kobold = ruh jahat)
Nikel, Ni (Jerman: kupfernickel = tembaga palsu)
Tembaga, Cu (Yunani: Kypros = Siprus)
Seng, Zn (Jerman: zink = seng)

Galium, Ga (Latin: Gallia = Perancis)
Germanium, Ge (Latin: Germania = Jerman)
Arsen, As (Arab: az-zirnikh = kuning emas)
Selenium, Se (Yunani: selene = bulan)
Brom, Br (Yunani: bromos = pesing)
Kripton, Kr (Yunani: kryptos = tersembunyi)
Rubidium, Rb (Latin: rubidus = merah)
Strontium, Sr (Strontian, daerah di Skotlandia)
Itrium, Y (Ytterby, daerah di Swedia)
Zirkonium, Zr (Arab: zarqun = kemilau)

Niobium, Nb (Niobe, dewi Yunani)
Molibdenium, Mo (Yunani: molybdos = timbal)
Teknesium, Tc (Yunani: technetos = buatan)
Rutenium, Ru (Latin: Ruthenia = Rusia)
Rodium, Rh (Yunani: rhodos = merah jambu)
Paladium, Pd (Asteroid Pallas)
Perak, Ag (Latin: argentum = perak)
Kadmium, Cd (Kadmos, raja Thebe di Yunani)
Indium, In (Latin: indicum = nila)
Timah, Sn (Latin: stannum = timah)

Antimon, Sb (Yunani: stibi = cincin)
Telurium, Te (Latin: tellus = tanah)
Iodium, I (Yunani: iodes = ungu)
Xenon, Xe (Yunani: xenos = asing)
Sesium, Cs (Latin: caesius = biru)
Barium, Ba (Yunani: baros = berat)
Lantanum, La (Yunani: lanthanein = tercecer)
Serium, Ce (Asteroid Ceres)
Praseodimium, Pr (Yunani: praseos = hijau tua; dymos = kembar)
Neodimium, Nd (Yunani: neos = baru; dymos = kembar)

Prometium, Pm (Prometheos, tokoh mitos Yunani)
Samarium, Sm (Kolonel Samarski, ahli tambang Rusia)
Eropium, Eu (Benua Eropa)
Gadolinium, Gd (Johan Gadolin, 1760-1852, orang Finlandia)
Terbium, Tb (Ytterby, daerah di Swedia)
Disprosium, Dy (Yunani: dysprositos = sukar didapat)
Holmium, Ho (Latin: Holmia = Stockholm)
Erbium, Er (Ytterby, daerah di Swedia)
Tulium, Tm (Yunani: Thule = Swedia)
Iterbium, Yb (Ytterby, daerah di Swedia)

Lutetium, Lu (Latin: Lutetia = Paris)
Hafnium, Hf (Latin: Hafnia = Kopenhagen)
Tantalum, Ta (Tantalus, dewa Yunani)
Wolfram, W (Jerman: wolfram = batu berat)
Renium, Re (Latin: Rhenus = Sungai Rhine)
Osmium, Os (Yunani: osme = bau)
Iridium, Ir (Latin: iris = pelangi)
Platina, Pt (Spanyol: platina = perak kecil)
Emas, Au (Latin: aurora = fajar)
Raksa, Hg (Yunani: hydrargyre = air perak)

Talium, Tl (Yunani: thallos = hijau muda)
Timbal, Pb (Latin: plumbum = timbal)
Bismut, Bi (Arab: bismuth = cerah)
Polonium, Po (Latin: Polonia = Polandia)
Astatin, At (Yunani: astatos = tidak tetap)
Radon, Rn (Latin: radius = sinar)
Fransium, Fr (Perancis)
Radium, Ra (Latin: radius = sinar)
Aktinium, Ac (Yunani: aktis = sinar)
Torium, Th (Thor, dewa Skandinavia)

Protaktinium, Pa (Yunani: pertama menjadi aktinium)
Uranium, U (Planet Uranus)
Neptunium, Np (Planet Neptunus)
Plutonium, Pu (Planet Pluto)
Amerisium, Am (Benua Amerika)
Kurium, Cm (Marie Sklodowska Curie, 1867-1934)
Berkelium, Bk (Berkeley di Amerika Serikat)
Kalifornium, Cf (California di Amerika Serikat)
Einsteinium, Es (Albert Einstein, 1879-1955)
Fermium, Fm (Enrico Fermi, 1901-1954)

Mendelevium, Md (Dmitri Ivanovich Mendeleyef, 1834-1907)
Nobelium, No (Alfred Bernhard Nobel, 1833-1896)
Lawrensium, Lr (Ernest Orlando Lawrence, 1901-1958)
Ruterfordium, Rf (Ernest Rutherford, 1871-1937)
Dubnium, Db (Dubna di Rusia)
Seaborgium, Sg (Glenn Theodore Seaborg, 1912-1999)
Bohrium, Bh (Niels Henry David Bohr, 1885-1962)
Hassium, Hs (Hasse di Jerman)
Meitnerium, Mt (Lise Meitner, 1878-1968)
Darmstadtium, Ds (Darmstadt di Jerman)

Rontgenium, Rg (Wilhelm Konrad Rontgen, 1845-1923)

Catatan:
IUPAC menetapkan bahwa sejak unsur nomor atom 96, nama unsur mengabadikan nama ilmuwan atau nama tempat penelitian unsur.
Unsur-unsur ununbium (112, Uub), ununtrium (113, Uut), ununquadium (114, Uuq), ununpentium (115, Uup), dan ununhexium (116, Uuh) sudah berhasil disintesis, tapi belum diberi nama resmi oleh IUPAC.