Parafin dan aspaltin adalah deposit organic yang dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada formasi atau pada jaringan pengangkut. Keduanya serupa tapi tak sama. Parafin adalah senyawa hidrokarbon rantai lurus, N-alkana dengan rantai sangat panjang (C > 100) yang membentuk struktur kristal. Parafin memiliki titik didih lebih dari 240oF.
Alpalten merupakan struktur benzen bermuatan, memiliki densitas yang tinggi, membentuk molekul amorf (biasanya padatan britle/getas) . Parafin dapat meleleh sedangkan asphalten terdekomposisi, Deposit keduanya mengambang di air dan larut di air. Parafin larut dalam heptane dan crude oil sedangkan aspalten tidak.
Feromon (Pheromone) berasal dari bahasa latin; pherein yang artinya memindahkan, dan hormone yang artinya mencetuskan. Definisi feromon adalah senyawa kimia yang disekresikan oleh satu individu dan diterima oleh individu lain pada spesies yang sama, di mana individu tersebut akan memberikan reaksi yang spesifik, seperti misalnya perubahan perilaku atau proses perkembangan dan pertumbuhan. Nama feromon pertama diusulkan oleh Peter Karlson dan Martin Luescher sejak lima puluh tahun lalu.
sekilas feromon mempunyai bunyi yang sama dengan hormon, untuk menekankan arti bahwa feromon memang mempunyai beberapa kemiripan dengan hormon. Feromon seperti laiknya hormon bersifat spesifik dan aktif dalam hitungan menit.
Feromon telah ditemukan di berbagai spesies. Yang cukup populer di antaranya pada semut yang berfungsi untuk membangun sarang dan menyusuri jejak. Feromon juga diproduksi dan digunakan pada ganggang, jamur, sel bersilia dan bakteri.
Feromon seks pada ikan, akan menarik ikan jantan dari betina yang akan bertelur. Pejantan yang paling sensitif akan datang terlebih dahulu. Pada beberapa jenis anggrek, diproduksi feromon yang menyerupai feromon yang disekresi kumbang betina, untuk menarik kumbang jantan untuk membantu proses penyerbukan.
Identifikasi dan sintesis feromon telah memberikan berbagai keuntungan, misalnya sebagai cara paling ramah lingkungan dalam mengontrol hama. Feromon dapat digunakan untuk menggiring hama ke dalam jebakan ataupun membingungkan pejantan sehingga mereka tidak dapat menemukan betinanya. Sifat selektivitas yang tinggi dan toksisitas yang rendah berdampak utuhnya ekosistem.
Feromon ini juga terdapat pada mamalia. Pada tahun 1996, ditemukan bahwa feromon sex pada gajah adalah sebuah molekul kecil-(Z)-7-doddecen-1-yl acetate- yang juga terdapat pada ngengat. Gajah dan tikus mensekresikan feromon mereka pada protein urin.
Bagaimana dengan manusia? Sebagai bagian dari mamalia, manusia sepertinya juga memiliki feromon. Ketiak merupakan kandidat utama, karena bau ketiak berkembang sejalan dengan pubertas. Namun, perilaku manusia dan emisi senyawa kimia yang dihasilkan tubuh manusia begitu kompleks untuk diteliti.
Sejauh ini, tidak ada satu pun feromon yang diidentifikasi. Salah satu kandidat terkuat adalah sebuah senyawa dari ekstrak ketiak wanita yang tampaknya menyebabkan sinkronisasi menstruasi pada wanita yang tinggal berdekatan pada lingkungan yang sama. Identifikasi senyawa tersebut benar-benar ditunggu, setidaknya senyawa tersebut potensial memberikan harapan untuk pembuatan kontrasepsi yang dapat dibaui.
Molekul air bersifat dipole (memiliki 2 kutub), yang bermuatan negatif di oksigen atom , dan positif pada Hidrogen atom.
Sehingga terjalin ikatan antara molekul air, yang dikenal dengan ikatan Hidrogen.
Es, Ikan
Air memiliki sifat yang unik dibandingkan dengan zat lain, umumnya benda lain memiliki masa jenis (Rho) yang besar dalam bentuk padat, tapi tidak dengan air.
Pada suhu 4 °C air memiliki masa jenis TERBESAR, pada bentuk cair. Bila suhu diturunkan masa jenisnya kembali mengecil,
Fenomena ini dikenal dengan sifat anomalie air!
Air akan mulai membeku jika molekulnya tidak memiliki lagi cukup energi untuk melepaskan diri dari ikatan atom hidrogen (H). Pada 0°C mulailah terbentuk ikatan-ikatan yang kuat, dimana setiap atom Oksigen (O) secara tetraedris dikelilingi oleh 4 atom Hidrogen (H).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar